Senin, 31 Agustus 2015

keadaan alam indonesia



 KEADAAN ALAM DI INDONESIA




1.Kota Cilacap
Kota Cilacap cuaca berawan,   Suhu 24-29oC,   Kelembapan 65-92%,  kecepatan Angin 25 km/jam,  Arah Agin Tenggara.  Perekomonian sebagian besar petani , nelayan, dan karyawan industri.

2.Kota Purbalingga
Kota Purbalingga cuaca Hujan Ringan,  Suhu 22-29oC,  Kelembapan 70-94%,  Kecepatan Angin 25 km/jam,  Arah Angin Tenggara.  Perekomonian sebagian besar petan, karyawan industry, perdagangan, dan jasa.

3.Kota Wonosobo
Kota Wonosobo cuaca Hujan Ringan,  Suhu 20-28oC,  Kelembapan 70-94%,  kecepatan angin 25km/jam,  Arah angin Tenggara. Perekomonian sebagian besar petani dan kebun.

4.Kota Sukoharjo
Kota Sukoharjo cuaca Cerah Berawan, Suhu 21-32oC,  Kelembapan 45-85%, Kecepatan Angin 25 km/jam,Arah angin timur.  Perekomonian pedagang,dan karayawan Industri.

5.Kota Demak
Kota Demak cuaca Cerah Berwan ,  suhu 23-34oC, Kelembapan 40-85%,  Kecepatan Angin 25 km/jam,  Arah Angin Timur.  Perekomonian  Pedagang,dan Jasa.

6.Kota Brebes
Kota Brebes cuaca Cerah Berwan ,  Suhu 24-34oC, Kelembapan 50-90%, kecepatan Angin 25 km/jam,Arah angin Timur.  Perekomonian petani,perkebunan, peternakan, kehutanan, pertambangan, Perikanan, dan industry

7.Kota Magelang
Kota Magelang cuaca Hujan Ringan,  Suhu 19-30oC, kelembapan 65-94%,  Kecepatan Angin 25 km/jam, arah angin timur.  Perekomonian pedagang, petani,dan karyawan.

8.Kota Tegal
Kota Tegal cuaca Berawan,  suhu 23-33oC, Kelembapan 50-90%,  Kecepatan angin 25 km/jam,  Arah Angin Timur. Perekomonian Pengusaha.

9.Kota Makassar
Kota Makassar cuaca Cerah,  suhu 24-32oC,  kelembapan 52-82%,  kecepatan angin 25 km/jam,  Arah angin Tenggara. Perekomonian Pertambangan dan pertanian.

10.Kota Sabang
Kota Sabang cuaca Hujan Ringan, Suhu 20-31oC, Kelembapan 68-96%, kecepatan angin 32 km/jam, Arah Angin Barat Daya.  Perekomonian pedagang dan pekerja pelabuhan.

gerak semu matahari

Gerak Semu Matahari

Adanya pergantiam musim sepanjang tahun disebabkan oleh gerak semu matahari. Gerak semu ini adalah peredaran matahari jika dilihat dari bumi sepanjang tahun. Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di koordinat 23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah utara dari khatulistiwa. Sebaliknya di bulan Desember tanggal 22, matahari terbit di -23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah selatan khatulistiwa.
Kenapa Ada Gerak Semu
Bumi bergerak mengelilingi matahari (revolusi), dan juga berotasi terhadap sumbu bola bumi. Namun sumbu rotasi bumi itu tidak tegak lurus terhadap sumbu revolusi. Lihat gambar:
Orbit Bumi
Karena kemiringan itu, wilayah yang diterangi matahari sepanjang tahun berbeda-beda. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi wilayah utara ketimbang wilayah selatan, dan setengah tahun berikutnya hal sebaliknya yang terjadi. Jika fenomena ini diamati sepanjang tahun dari bumi, maka terlihat seolah-olah matahari itu bergerak dari utara ke selatan selama setengah tahun, dan kemudian balik lagi bergerak dari selatan ke utara pada setengah tahun berikutnya. Dalam bola langit, lintasan gerak semu matahari itu disebut ekliptika.
Lintasan Ekliptika
Deklinasi Matahari
Lintasan semu matahari itu menggambarkan adanya perubahan deklinasi matahari secara periodik. Deklinasi adalah jarak sudut antara sebuah benda langit dengan “khatulistiwa langit”. Khatulistiwa langit ini sendiri merupakan proyeksi khatulistiwa bumi terhadap bola langit – kalau diambil asumsi bahwa langit berbentuk bola. Jadi, deklinasi itu analog dengan lintang di bumi.
Deklinasi matahari selalu bertambah dan berkurang setiap hari secara periodik. Pertambahan/pengurangannya per hari adalah kira-kira sebesar 0.9856 derajat. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk deklinasi matahari berubah dari +23,5 derajat ke -23,5 derajat adalah 182,6211 hari.
Equinoxes dan Solstices
Equinox maksudnya adalah saat malam dan siang sama panjang di seluruh permukaan bumi. Bagi orang di khatulistiwa, tiap saat malam dan siang itu sama saja panjangnya. Namun tidak demikian dengan orang lain yang ada di kawasan utara atau kawasan selatan. Pada musim dingin, orang Eropa merasakan malam yang lebih panjang ketimbang siang, dan pada saat yang bersamaan, orang di Australia merasakan siang yang lebih lama. Nah, pada saat equinox ini orang utara atau selatan itu merasakan panjang siang dan malam yang sama.
Solstice maksudnya “matahari tetap” kalau diterjemahkan dari bahasa Yunani. Disebut begitu karena matahari pada tanggal-tanggal solstice tampak tidak banyak bergerak ke utara ataupun ke selatan. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, sepanjang tahun matahari bergerak dari deklinasi +23,5 derajat ke -23,5 derajat lalu kembali lagi ke +23,5 derajat. Tanggal-tanggal solstice merupakan “titik balik” nya.
Equinox dan solstice terjadi dua kali dalam setahun, yakni tanggal 21 Maret dan 23 September (equinox) serta 21 Juni dan 22 Desember (solstice).
Bagi manusia yang tinggal di kawasan dengan 4 musim, saat equinox dan solstice ini juga menjadi penanda pergantian musim. Sebagai contoh, di kawasan utara, tanggal 21 Maret (Vernal Equinox) adalah penanda masuknya musim semi, 21 Juni (spring solstice) masuk musim panas, 23 September (autumnal equinox) masuk musim gugur dan 22 Desember (winter solstice) masuk musim dingin.
“Matahari Tak Pernah Tenggelam”
Di kawasan kutub utara dan selatan, ada waktu-waktu dimana siang itu berlangsung sepanjang hari, atau malam berlangsung sepanjang hari. Maksudnya, ada beberapa waktu dimana matahari tak pernah tenggelam (siang terus) walaupun jam tangan dan kalender sudah menunjukkan pergantian hari. Di waktu lain, matahari malah tak pernah terbit (malam terus).
Hal ini juga merupakan efek dari gerak semu matahari tadi. Ketika matahari beredar di belahan utara (deklinasi positif), orang eskimo di kutub utara akan melihat matahari terus sepanjang hari, dan pinguin di kutub selatan malah tak pernah melihat matahari. Hal sebaliknya terjadi kalau matahari beredar di belahan selatan (deklinasi negatif).
SUMBER ARTIKEL  http://www.cosmicemission.wordpress.com


angin muson



Angin Muson
Apa itu Angin Muson ??
Muson, disebut juga angin muson atau angin musim, adalah angin periodik yang terjadi terutama di Samudra Hindia dan sebelah selatan Asia. Kata ini juga digunakan untuk menyebut musim di saat angin ini bertiup dari arah barat daya di India dan wilayah-wilayah di sekitarnya yang ditandai dengan curah hujan yang besar serta hujan yang dikaitkan dengan angin jenis ini.                                                                                                                        
Proses terjadinya Angin Muson
Muson terjadi karena daratan menghangat dan menyejuk lebih cepat daripada air. Hal ini menyebabkan suhu di darat lebih panas daripada di laut pada musim panas. Udara panas di darat biasanya berkembang naik, menciptakan daerah bertekanan rendah. Ini menciptakan sebuah angin yang sangat konstan yang bertiup ke arah daratan. Curah hujan yang terkait disebabkan udara laut yang lembap yang dialihkan ke arah pegunungan, yang kemudian menyebabkan pendinginan, dan lalu pengembunan.
Pada musim dingin, udara di darat menjadi lebih sejuk dengan cepat, tetapi udara panas di laut bertahan lebih lama. Udara panas di atas laut berkembang naik, menciptakan daerah bertekanan rendah dan angin sepoi-sepoi dari darat ke laut. Karena perbedaan suhu antara laut dan daratan lebih kecil dibandingkan saat musim panas, angin muson musim dingin tidak begitu konstan.
Muson mirip dengan angin laut, namun ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan.
Sistem muson
Dengan semakin bertambahnya pengetahuan mengenai muson, definisi "muson" telah melebar, dan kini termasuk segala fenomena yang terkait dengan siklus cuaca tahunan di benua Asia, Australia, dan Afrika yang tropis dan subtropis serta lautan dan samudra di wilayah-wilayah tersebut. Di daerah-daerah inilah siklus-siklus peristiwa cuaca yang paling hebat dan dramatis di Bumi terjadi.
Selain itu, sistem muson diketahui selalu terjadi saat pembentukan benua-benua raksasa seperti Pangea bersama dengan cuaca kontinental yang ekstrem.



Muson barat
Muson barat atau muson musim dingin timur laut adalah angin yang bertiup pada bulan Oktober-April di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan benua Australia sedang mengalami musim panas, berakibat pada tekanan minimum dan benua Asia lebih dingin, berakibat memiliki tekanan maksimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekenan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Laut Tiongkok Selatan).
Muson timur
Muson timur atau muson musim panas barat daya adalah angin yang bertiup pada bulan April-Oktober di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan benua Australia musim dingin, sehingga bertekanan maksimum dan Benua Asia lebih panas, sehingga bertekanan minimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Australia menuju benua Asia, dan karena menuju utara Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan yang sempit.

letak geografi dan astronomi

LETAK GEOGRAFIS INDONESIA
Letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Menurut letak geografisnya, Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan berada di antara dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Berdasarkan letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan berada diantara dua samudra, mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk, yaitu :
Pengaruh Letak Geografis Indonesia terhadap Keadaan Alam
Karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan pertemuan dua samudra besar (Samudra Pasifi dan Samudra Hindia) dan diapit daratan luas (Benua Asia dan Austraia), hal itu menyebabkan pengaruh terhadap kondisi alam.
  1. Wilayah Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan, sehingga Indonesia banyak memperoleh pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan.
  2. Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali berganti arah. Hal ini yang menyebabkan di Indonesia dikenal adanya musim penghujan dan musim kemarau.
Pengaruh Letak Geografis terhadap Keadaan Penduduk
Karena Indonesia terletak pada posisi silang (cross position) yaitu antara dua benua dan dua samudra, maka berpengaruh bagi kehidupan bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut :
  1. Indonesia terletak di antara negara-negara berkembang, sehingga memiliki banyak rekanan dan mitra kerja sama.
  2. Indonesia banyak dipengaruhi kebudayaan asing, mulai dalam bidang seni, bahasa, peradaban maupun agama.
  3. Menunjang perdagangan di Indonesia dan menambah sumber devisa negara karena berada dalam jalur lalu lintas perdagangan dan pelayaran yang cukup ramai.
Peta Indonesia
(sumber : wikipedia.org)

LETAK ASTRONOMIS INDONESIA
Letak astronomi adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU - 11° LS dan antara 95° BT - 141° BT.
Wilayah Indonesia paling utara berada di Pulau Weh di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada pada 6° LU, untuk wilayah Indonesia paling berada di Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS, untuk wilayah Indonesia paling barat adalah di ujung utara puau Sumatera yang berada pada 95° BT, serta untuk wilayah Indonesia paling timur berada di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.
Garis Lintang
Garis lintang merupakan garis khayal pada peta atau globe yang sejajar dengan khatulistiwa. Garis khatulistiwa membeah bumi menjadi dua bagian, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis khatulistiwa atau disebut sebagai garis equator atau garis lini adalah garis lintang 0°. Garis lintang ini dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari.
Berdasarkan letak lintangnya, wilayah Indonesia berada di antara 6° LU - 11° LS, hal ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
  1. Memiliki hutan hujan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
  2. Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
  3. Memiliki curah hujan tinggi.
  4. Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.

Garis Bujur
Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan antara kutub utara dan kutub selatan bumi. Bumi dibagi menjadi 180° garis bujur (BT) dan 180° garis bujur barat (BB). Perhitungan garis bujur 0° ini dimulai dari Kota Greenwich dekat Kota London. Garis bujur dipergunakan untuk menentukan waktu suatu daerah dengan selisih garis bujur 15° berarti waktuya selisih 1 jam dengan pergeseran arah ke timur waktu maju, sedangkan ke arah barat waktu mundur.
Letak astronomi Indonesia yang berada di antara 95° BT - 141° BT membuat Indonesia memiliki tiga daerah waktu, yakni :
  1. Daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), yang meliputi : Kepulauan Maluku, Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).
  2. Daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), yang meliputi : Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia bagian Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).
  3. Daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), yang meliputi : Seluruh Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia bagian Barat memiliki selisih waktu 7 jam ebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).
SUMBER REFERENSI :
Sudarmi, Sri., Waluyo. 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu. Semarang : PT. Sindur Press